Kiri Islam bukanlah Islam yang berbaju Marxisme, karena itu berarti
menafikan makna revolusioner dari Islam sendiri. Ia juga tidak berarti
bentuk eklektik antara marxisme dengan Islam, karena hal demikian hanya
menunjukkan bentuk pemikiran yang tercerabut dari akar, tanpa
pertautan yang erat dengan realitas kaum muslimin. Namun jelas, Kiri
Islam selalu mengusik kemapanan: kemapanan politik dan agama. Kiri
Islam lahir dari kesadaran penuh atas posisi tertindas kaum muslimin
untuk kemudian melakukan rekonstruksi terhadap seluruh bangunan
pemikiran Islam tradisional agar dapat berfungsi sebagai kekuatan
pembebasan.
Judul : Kiri Islam
Penulis : Kazuo Shimogaki
Pengantar : KH. Abdurrahman Wahid
Tebal : xviii + 144 halaman
Ukuran : 12 x 18 cm
ISBN : 979-8966-01-5
Terbit : Cet VI, Oktober 2003
HARGA
Rp.20.000
Selasa, 19 Maret 2013
KONSTRUKSI SOSIAL GENDER DI PESANTREN ; Studi Kuasa Kiai atas Wacana Perempuan
HARGA
Rp.35.000
BUKU ini menyajikan gambaran komprehensif tentang diskursus dan konstruksi sosial gender di pesantren di mana para pemimpin pesantren terbukti memiliki peran paling signifikan dalam mengkonstruksi peran sosial gender tradisional
Rp.35.000
BUKU ini menyajikan gambaran komprehensif tentang diskursus dan konstruksi sosial gender di pesantren di mana para pemimpin pesantren terbukti memiliki peran paling signifikan dalam mengkonstruksi peran sosial gender tradisional
Judul | Konstruksi Sosial Gender di Pesantren : Studi Kuasa Kiai atas Wacana Perempuan | |||||||||||||||
No. ISBN | 9789792553192 | |||||||||||||||
Penulis | Dr. Ema Marhumah | |||||||||||||||
Penerbit | Lkis | |||||||||||||||
Tanggal terbit | Mei - 2011 | |||||||||||||||
Jumlah Halaman | 206 | |||||||||||||||
Berat Buku | - | |||||||||||||||
Jenis Cover | Soft Cover | |||||||||||||||
Dimensi(L x P) | - | |||||||||||||||
Kategori | Islam | |||||||||||||||
Bonus | - | |||||||||||||||
Text Bahasa | Indonesia · |
Masyarakat Tak Bernegara
Buku ini mencoba menelusuri kerapuhan akar politik Islam dalam
pergulatan melawan potensi-potensi alineatif dari ”kenyataan negara
modern”. Pergulatan yang berlangsung berabad-abad itu terasa involutif
karena hanya melahirkan respon teoritik yang selalu paradoks: antara
apatisme dengan fanatisme terhadap negara. Sementara individu yang
dipertaruhkan kebebasannya justru semakin terasing. ”MASYARAKAT TAK
BER-NEGARA” adalah wacana yang ingin melampaui ”perebutan kekuasaan”
yang berlarut-larut dan tidak produktif itu untuk menjaga otonomi
individu-individu dari ”kenyataan negara” yang menindas dan represif.
Judul : Masyarakat Tak Bernegara
Penulis : Dr. Abdelwahab El-Affendi
Tebal : x + 102 halaman
Ukuran : 14,5 x 21 cm
ISBN : 979-8966-14-7
Terbit : Cet II, Juni 2001
Rp. 20.000
Judul : Masyarakat Tak Bernegara
Penulis : Dr. Abdelwahab El-Affendi
Tebal : x + 102 halaman
Ukuran : 14,5 x 21 cm
ISBN : 979-8966-14-7
Terbit : Cet II, Juni 2001
Rp. 20.000
Membaca Sejarah Nusantara
"Mungkinkah terjadi proses demokratisasi yang sebenarnya kalau hanya
membicarakan nasionalisme dalam memperebutkan kekuasaan negara..."
(Abdurrahman Wahid)
HARGA
Rp. 20.000
Judul | Membaca Sejarah Nusantara |
No. ISBN | 979255307x |
Penulis | KH. Abdurrahman Wahid |
Penerbit | Lkis |
Tanggal terbit | 2010 |
Jumlah Halaman | - |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | - |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Sosial-Politik |
HARGA
Rp. 20.000
Nietzsche
Sinopsis Buku:
Hampir
tak ada filsuf yang riwayat hidupnya dikaitkan begitu erat dengan
pemikirannya seperti halnya Nietzsche. Hal ini menunjukkan betapa
agungnya Nietzsche dimata para filsuf. Buku ini memberikan telaah
mendalam atas pemikiran Nietzsche, khususnya konsepnya tentang kehendak
untuk berkuasa.
Termasuk kaitan kehendak untuk berkuasa dengan pemikir sebelum dan sesudah Nietzsche. Buku ini juga membahas secara detil pandangan para filsuf dan pengaruh pemikiran Nietzsche terhadap para filsuf lain masyhur di jagat ini
Termasuk kaitan kehendak untuk berkuasa dengan pemikir sebelum dan sesudah Nietzsche. Buku ini juga membahas secara detil pandangan para filsuf dan pengaruh pemikiran Nietzsche terhadap para filsuf lain masyhur di jagat ini
HARGA
Rp. 45.000
Rp. 30.000
Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa
udul : Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa
Penulis : Prof. Dr. Slamet Muljana
Tebal : xxvi + 304 halaman
Ukuran : 14,5 x 21 cm
ISBN : 979-8451-16-3
Terbit : Cet I, Maret 2005
Sinopsis
Setelah Hampir 200 tahun berdiri megah sebagai kerajaan Hindu tertua di tanah Jawa, Majapahit akhirnya hancur terkubur dalam puing-puing sejarah. Keruntuhanya terpicu oleh pergolakan sosial-politik yang tak terpisahkan dari peran Wali songo dalam persebaran Islam di Nusantara. Perebutan kuasa dan pertarungan ekonomi turut pula mewarnai episode terpenting dari sejarah Indonesia Pramodern ini.
HARGA
Rp.60.000
Rp.35.000
Penulis : Prof. Dr. Slamet Muljana
Tebal : xxvi + 304 halaman
Ukuran : 14,5 x 21 cm
ISBN : 979-8451-16-3
Terbit : Cet I, Maret 2005
Sinopsis
Setelah Hampir 200 tahun berdiri megah sebagai kerajaan Hindu tertua di tanah Jawa, Majapahit akhirnya hancur terkubur dalam puing-puing sejarah. Keruntuhanya terpicu oleh pergolakan sosial-politik yang tak terpisahkan dari peran Wali songo dalam persebaran Islam di Nusantara. Perebutan kuasa dan pertarungan ekonomi turut pula mewarnai episode terpenting dari sejarah Indonesia Pramodern ini.
HARGA
Rp.
Rp.35.000
Sang Zahid
Melalui buku ini, kita menemukan pembahasan menyeluruh asal-muasal
semua nilai yang dihidupi Gus Dur, yang pada ujungnya menghidupi semua
yang telah disentuhnya sepanjang perjalanannya di dunia.
Sebuah
buku yang wajib dibaca oleh mereka yang ingin memahami Gus Dur secara
utuh, apalagi oleh mereka yang membaiat dirinya sendiri sebagai
GUSDURian atau murid Gus Dur dan ingin merawat warisan nilai, pemikiran,
dan perjuangannya bagi dunia ini.
Judul Buku: Sang Zahid : Mengarungi Sufisme Gus Dur
Penulis: KH Husein Muhammad
Penerbit: LKis
Terbit: September 2012
ISBN: 9789792553819
HARGA:
Rp.
Rp. 30.000
Sejarah Tokoh Bangsa
Judul : Sejarah Tokoh Bangsa
Penulis : Yanto Bashri & Retno Suffatni (eds)
Tebal : x + 486 halaman
Ukuran : 12 x 18 cm
ISBN : 979-3381-77-9
Terbit : Cet I, Januari 2005
Sinopsis
" . . . den ajembar, den momot lawan, den wengku, denkaya segara… menjadi pemimpin haruslah seibarat samudera, berlapang hati, luas, sanggup memuat dan memangku." (Kitab Wulangreh)
harga
Rp.62.000
Rp.40.000
Penulis : Yanto Bashri & Retno Suffatni (eds)
Tebal : x + 486 halaman
Ukuran : 12 x 18 cm
ISBN : 979-3381-77-9
Terbit : Cet I, Januari 2005
Sinopsis
" . . . den ajembar, den momot lawan, den wengku, denkaya segara… menjadi pemimpin haruslah seibarat samudera, berlapang hati, luas, sanggup memuat dan memangku." (Kitab Wulangreh)
harga
Rp.
Rp.40.000
Senin, 18 Maret 2013
Sriwijaya
Judul : Sriwijaya
Penulis : Prof. Dr. Slamet Muljana
Tebal : xvi + 306 halaman
Ukuran : 14,5 x 21 cm
ISBN : 979-8451-62-7
Terbit : Cet I, Februari 2006
Sinopsis
Sejarah Sriwijaya, kerajaan maritim terbesar di tanah Sumatra, sejak lama terkubur dalam berbagai prasasti dan piagam peninggalan masa lalu. Belum banyak penggalian sejarah yang dilakukan.Padahal, inilah pusat lalu-lintas niaga yang paling tua sekaligus urat nadi ekonomi terpenting di Asia Tenggara. Sriwijaya mencapai kejayaan berkat kekayaan laut dan keterbukaannya kepada dunia luar. Ia jadi saksi bisu pergerakan arus global yang merambah masuk ke pelataran Nusantara.
harga:
Rp.55.000
Rp. 35.000
Penulis : Prof. Dr. Slamet Muljana
Tebal : xvi + 306 halaman
Ukuran : 14,5 x 21 cm
ISBN : 979-8451-62-7
Terbit : Cet I, Februari 2006
Sinopsis
Sejarah Sriwijaya, kerajaan maritim terbesar di tanah Sumatra, sejak lama terkubur dalam berbagai prasasti dan piagam peninggalan masa lalu. Belum banyak penggalian sejarah yang dilakukan.Padahal, inilah pusat lalu-lintas niaga yang paling tua sekaligus urat nadi ekonomi terpenting di Asia Tenggara. Sriwijaya mencapai kejayaan berkat kekayaan laut dan keterbukaannya kepada dunia luar. Ia jadi saksi bisu pergerakan arus global yang merambah masuk ke pelataran Nusantara.
harga:
Rp.
Rp. 35.000
Teks Otoritas Kebenaran
Teks Otoritas Kebenaran
Penulis: Nasr Hamid Abu Zaid
Ukuran: 14,5 x 21 cm
Hakaman: 368
ISBN: 979-3381-31-0
Cet. 1 Aug-03
"Buku ini berusaha memberikan gambaran lebih terkait hermeneutika al-Qur'an. Dan, bahwasanya teks bukanlah satu-satunya medium yang memiliki otoritas untuk memperoleh kebenaran.
harga: Rp.70.000
Rp. 35.000
Penulis: Nasr Hamid Abu Zaid
Ukuran: 14,5 x 21 cm
Hakaman: 368
ISBN: 979-3381-31-0
Cet. 1 Aug-03
"Buku ini berusaha memberikan gambaran lebih terkait hermeneutika al-Qur'an. Dan, bahwasanya teks bukanlah satu-satunya medium yang memiliki otoritas untuk memperoleh kebenaran.
harga: Rp.
Rp. 35.000
Selasa, 12 Maret 2013
Teologi Negatif Ibn Arrabi
Kode Buku : LK0372
Judul Buku : Teologi Negatif Ibn ‘Arabi: Kritik Metafisika Ketuhanan
Penulis : Muhammad Al-Fayyadl
ISBN : 979-25-5375-4
ISBN 13 : 978-979-25-5375-8
Tebal : 294 halaman
Kertas/Ukuran : /14,5 x 21 cm
Cetakan : I,Maret 2012
Katagori : Islam kritis
Penerbit : LKiS
Harga : Rp.65.000,- Rp. 40.000
Sinopsis :
Judul Buku : Teologi Negatif Ibn ‘Arabi: Kritik Metafisika Ketuhanan
Penulis : Muhammad Al-Fayyadl
ISBN : 979-25-5375-4
ISBN 13 : 978-979-25-5375-8
Tebal : 294 halaman
Kertas/Ukuran : /14,5 x 21 cm
Cetakan : I,Maret 2012
Katagori : Islam kritis
Penerbit : LKiS
Harga :
Sinopsis :
Buku Teologi Negatif Ibn ‘Arabi ini ingin memperkenalkan perspektif dan memperkaya wacana dalam cara kita bertuhan atau berteologi. Cara kita berteologi sejauh ini masih dalam koridor yang “normal”, teologi yang membingkai Tuhan dalam konsep-konsep yang baku, formal, dan positif, sehingga menempatkan Tuhan sebagai realitas yang objektif, Tuhan dalam pengertian logos, Tuhan sebagai kepercayaan, Tuhan dalam suatu disiplin ilmu (kalâm) yang didasarkan pada asumsi-asumsi metafisis-ontologis tertentu.
Ibn ‘Arabi, selain sebagai seorang sufi besar, ternyata juga seorang teolog yang mumpuni, dalam artian ia melakukan teoretisasi ketuhanan dengan caranya sendiri. Karena itu, Tuhan, dalam teologi negatif, adalah Misteri. Ia adalah “Misteri yang Absolut” (al-ghayb al-muthlaq). Pengalaman Ibn ‘Arabi ini merupakan sebuah eksperimentasi, betapa jalan menuju-Nya begitu terjal dan penuh onak berduri. Di wilayah tak bertuan itu, bahasa dan kata-kata seperti dibawa ke batas terakhirnya.
Sejak Ibn ‘Arabi, atau bahkan mungkin sejak Ibrahim, “iman” barangkali tak akan pernah sama. Ia bukan lagi wilayah yang dihuni oleh kata, oleh kalâm, oleh logos dan metafisika, melainkan suatu ruang yang berada di antara kata-kata dan kebisuan, antara pemikiran dan non-pemikiran, antara pernyataan dan keheningan.
Kontribusi penting buku ini ialah kritiknya terhadap basis konstruksi keilmuan kalâm, yang tetap tak beranjak dari asumsi-asumsi tradisionalnya yang membelenggu pemahaman umat, sehingga terjadi dominasi pengetahuan tertentu tentang Tuhan (klaim pengetahuan) seraya menafikan pengetahuan lainnya. Juga kritiknya terhadap klaim kebenaran dalam beragama baik dalam lingkup agama-agama maupun aliran tertentu di dalam agama.
Ibn ‘Arabi, selain sebagai seorang sufi besar, ternyata juga seorang teolog yang mumpuni, dalam artian ia melakukan teoretisasi ketuhanan dengan caranya sendiri. Karena itu, Tuhan, dalam teologi negatif, adalah Misteri. Ia adalah “Misteri yang Absolut” (al-ghayb al-muthlaq). Pengalaman Ibn ‘Arabi ini merupakan sebuah eksperimentasi, betapa jalan menuju-Nya begitu terjal dan penuh onak berduri. Di wilayah tak bertuan itu, bahasa dan kata-kata seperti dibawa ke batas terakhirnya.
Sejak Ibn ‘Arabi, atau bahkan mungkin sejak Ibrahim, “iman” barangkali tak akan pernah sama. Ia bukan lagi wilayah yang dihuni oleh kata, oleh kalâm, oleh logos dan metafisika, melainkan suatu ruang yang berada di antara kata-kata dan kebisuan, antara pemikiran dan non-pemikiran, antara pernyataan dan keheningan.
Kontribusi penting buku ini ialah kritiknya terhadap basis konstruksi keilmuan kalâm, yang tetap tak beranjak dari asumsi-asumsi tradisionalnya yang membelenggu pemahaman umat, sehingga terjadi dominasi pengetahuan tertentu tentang Tuhan (klaim pengetahuan) seraya menafikan pengetahuan lainnya. Juga kritiknya terhadap klaim kebenaran dalam beragama baik dalam lingkup agama-agama maupun aliran tertentu di dalam agama.
GusDur NU dan Masyarakat Sipil.
Judul : Gus Dur Nu, Dan Masyarakat Sipil
Penulis : Ellyasa KH. Darwis
Tebal : xiv + 194 halaman
Ukuran : 15,5 x 24 cm
ISBN : 979-8966-04-x
Terbit : Cet II, Januari 2010
Sinopsis
Makna apakah yang telah dihadirkan Nahdlatul Ulama untuk sebuah eksperimen kebangsaan yang disebut Indonesia? Bagaimana anarki pemaknaan sosial-politik seperti itu menjadi mungkin? Para peneliti dalam antologi ini, menyadarkan kita bahwa di tengah belitan sistem politik serba negara yang hampir-hampir tidak memberikan ruang sedikitpun kepada warga masyarakat untuk turut memaknai proses kebangsaannya, pertanyaan-pertanyaan semacam ini layak terus dikedepankan dan dapat memberikan jawaban yang benar-benar di luar dugaan. Dialektika NU - Indonesia seperti tercermin dalam satu dasawarsa terakhir tak dapat dijawab hanya dengan ”kalah” di satu pihak dan ”menang” di pihak lain.
harga : Rp. 25.000
Tuhan Tidak Perlu Dibela
Dalam kenyataan sejarah, agama sama sekali memang tidak dapat steril dari berbagai hasrat dan kepentingan manusiawi, sehingga dalam titik-titik tertentu agama kerap kali ditunggangi, demi interest dari kelompok tertentu. Konteks yang sedemikian lalu menyeret agama ke suatu wilayah yang cukup politis: ia menjadi semacam legitimasi sikap politis dari kepentingan suatu kelompok. Nama Tuhan, yakni “Sang Penguasa Agama”, dibawa-bawa ke sana kemari, mirip sebuah barang dagangan. Kalau sudah demikian kejadiannya, apakah yang terjadi sebenarnya bukan merupakan reduksi terhadap nilai luhur dari misi agama itu sendiri?
Kolom-kolom “klasik” Gus Dur--panggilan akrab Abdurrahman Wahid--yang terkumpul dalam buku ini kurang lebih berusaha menyoroti peranan agama dalam masyarakat yang sedang mengalami berbagai proses perubahan--politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan--, seperti juga sekarang ini. Dalam tulisan-tulisan yang awalnya dimuat di Majalah Tempo ini, tercium kesan yang cukup kuat akan suatu kekhawatiran terjadinya perselingkuhan agama dengan sebuah kepentingan politik kelompok tertentu--yakni dengan mengatasnamakan agama, atau bahkan Tuhan--sehingga akhirnya melahirkan suasana politik kekerasan atau kekerasan politik dengan dalih agama.
Kolom-kolom “klasik” Gus Dur--panggilan akrab Abdurrahman Wahid--yang terkumpul dalam buku ini kurang lebih berusaha menyoroti peranan agama dalam masyarakat yang sedang mengalami berbagai proses perubahan--politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan--, seperti juga sekarang ini. Dalam tulisan-tulisan yang awalnya dimuat di Majalah Tempo ini, tercium kesan yang cukup kuat akan suatu kekhawatiran terjadinya perselingkuhan agama dengan sebuah kepentingan politik kelompok tertentu--yakni dengan mengatasnamakan agama, atau bahkan Tuhan--sehingga akhirnya melahirkan suasana politik kekerasan atau kekerasan politik dengan dalih agama.
Langganan:
Postingan (Atom)